Diskusi Liga Champion 2025/2026

[Furious 7]

Laga seru nanti pagi adalah Real Madrid vs Atletico Madrid. Terus terang agak sulit menebak siapa yang akan memenangkan game ini, karena meski Atletico kalah di Leg pertama namun atmosfer Derby tetap bakal kental di Leg kedua dan kejutan bisa saja terjadi.

Laga ini pun berakhir dengan adu penalti. Dan yang menang tetap Real Madrid. Memang mental Real Madrid tidak diragukan kalau untuk urusan seperti adu penalti atau perpanjangan waktu.

Terlepas dari beberapa kontroversi di akhir laga termasuk kepada statement Simeone yang memang merasa keputusan wasit adalah sebuah kesalahan ketika mengatakan bahwa Julian Alvarez melakukan double touch ketika eksekusi penalti tetapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa mentalitas Madrid terkadang selalu jauh lebih baik dari klub lain terutama ketika kita berbicara tentang kompetisi di Champions League.

Tetapi ketika berbicara tentang performa sebenarnya saya tidak terlalu puas dengan apa yang diperlihatkan Madrid lebih tepatnya untuk beberapa pemain mereka terutama Vini dalam pertandingan ini. Tingkat ke egoisannya benar-benar sangat besar untuk pemain ini aapalagi ketika kita terkesan lebih lama meng keep bola yang padahal kita tahu pertahanan Atletico itu seperti bus parkir tetapi lebih memaksakan kepada drible yang justru itu membuat situasinya selalu tidak menguntungkan untuk Madrid, yang paling parah adalah penalti yang benar-benar menjadi sebuah kegagalan padahal momentum tercipta sangat baik tetapi tendangan yang dia lakukan benar-benar membuat saya tidak percaya bagaimana dia melakukan hal tersebut.

Meskipun begitu saat ini kita kembali ke kondisi dimana Madrid masih tetap sangat sulit untuk diantisipasi pergerakannya dan quarter final dimana pertandingan Arsenal melawan Madrid bisa menajdi suguhan yang menarik nantinya.

[blue Snow]

Akhir seluruh pertandingan di 16 besar telah dimainkan, hampir semua sesuai expect, hanya Liverpool yang sedikit memberi kekecewaan karena gagal setitik di adu pinalty. Semua mengharapkan Liverpool menang, dan lawan Aston Villa di perempat final, namun mereka kurang beruntung, dan kalah di detik terakhir.

Perjuangan penuh dramatis juga dilakoni Real Madrid. Mereka hampir juga tersingkir setelah Lucas Vazquez gagal mengeksekusi pinalty. Namun itu tak seberapa setelah wasit menganulir tendangan Julian Alvarez karena menggunakan dua kaki kala mengesekusi, dan kegagalan lain pemain atletico, yaitu Marcos Llorente dimana tendangannya membentur mistar gawang.

Gambar di atas adalah laga perempat final, tentu kita bisa nebak itung-itungan di atas kertas, tim mana yang maju ke semifinal, kalau versi ane sih: Inter, Madrid, Barcelona, dan PSG.

[punk.zink]

Tetapi ketika berbicara tentang performa sebenarnya saya tidak terlalu puas dengan apa yang diperlihatkan Madrid lebih tepatnya untuk beberapa pemain mereka terutama Vini dalam pertandingan ini. Tingkat ke egoisannya benar-benar sangat besar untuk pemain ini aapalagi ketika kita terkesan lebih lama meng keep bola yang padahal kita tahu pertahanan Atletico itu seperti bus parkir tetapi lebih memaksakan kepada drible yang justru itu membuat situasinya selalu tidak menguntungkan untuk Madrid, yang paling parah adalah penalti yang benar-benar menjadi sebuah kegagalan padahal momentum tercipta sangat baik tetapi tendangan yang dia lakukan benar-benar membuat saya tidak percaya bagaimana dia melakukan hal tersebut.

Sependapat dengan agan, salah satu faktor yang membuat performa Real Madrid terlihat buruk tadi malam adalah buruknya performa Vini Jr. Yang saya lihat pemain ini dari awal pertandingan cenderung selalu memaksa untuk melakukan solo run (dribble) namun hasilnya tidak terlalu efektif karena Atletico Madrid benar-benar melakukan tight marking sehingga membuat sebagian besar upaya Vini menjadi terbuang sia-sia. Jadi wajar kenapa sebelum adu penalti dia digantikan oleh Endrick, karena saya pikir Ancelotti pasti cukup khawatir dengan mentalitas Vini (pasca gagal melakukan eksekusi penalti).

Meskipun begitu saat ini kita kembali ke kondisi dimana Madrid masih tetap sangat sulit untuk diantisipasi pergerakannya dan quarter final dimana pertandingan Arsenal melawan Madrid bisa menajdi suguhan yang menarik nantinya.

Sepertinya Real Madrid tetap akan menjadi pemenang di perempatfinal melawan Arsenal, karena lagi-lagi berbicara mentalitas, Real Madrid memiliki faktor penting (mentalitas juara) yang tidak dimiliki oleh Arsenal.

[kawetsriyanto]

Terlepas dari beberapa kontroversi di akhir laga termasuk kepada statement Simeone yang memang merasa keputusan wasit adalah sebuah kesalahan ketika mengatakan bahwa Julian Alvarez melakukan double touch ketika eksekusi penalti tetapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa mentalitas Madrid terkadang selalu jauh lebih baik dari klub lain terutama ketika kita berbicara tentang kompetisi di Champions League.

Simeone cuman beralasan, wasit memutuskan berdasarkan hasil review teknologi VAR. Di bola ada sensor untuk mengetahui sentuhan dari tendangan pemain, jadi wasit tidak memutuskan hanya berdasarkan pandangannya. Sesuai dengan peraturan double touch ketika penalty, maka kalau pun gol akan dianulir. Menurut saya wasit sudah memberikan keputusan yang tepat.

Ya, mentalitas skuad Real Madrid memang bagus. Walaupun ada beberapa pemain yang bermainnya sedikit egois. Agak disayangkan sekarang kapten Real Madrid tidak segarang yang sebelumnya. Kalau dulu, semuanya akur dan kompak karena kapten tim memang tegas.

Tetapi ketika berbicara tentang performa sebenarnya saya tidak terlalu puas dengan apa yang diperlihatkan Madrid lebih tepatnya untuk beberapa pemain mereka terutama Vini dalam pertandingan ini. Tingkat ke egoisannya benar-benar sangat besar untuk pemain ini aapalagi ketika kita terkesan lebih lama meng keep bola yang padahal kita tahu pertahanan Atletico itu seperti bus parkir tetapi lebih memaksakan kepada drible yang justru itu membuat situasinya selalu tidak menguntungkan untuk Madrid, yang paling parah adalah penalti yang benar-benar menjadi sebuah kegagalan padahal momentum tercipta sangat baik tetapi tendangan yang dia lakukan benar-benar membuat saya tidak percaya bagaimana dia melakukan hal tersebut.

Setuju, sekarang counter-attack Real Madrid tidak seefisien dulu. Mungkin karena pemain sayap dan pemain tengah tidak sebagus dulu dalam mengkreasikan serangan. Berbeda jauh ketika di era Ronaldo, counter-attack Real Madrid paling mematikan pada saat itu. Akurasi shot pemain juga jauh lebih bagus, dan mereka bermain secara tim. Untuk saat ini ada beberapa pemain yang cenderung mintak disupport dari pada berinisiatif.

[BITCOIN4X]

~Snip

Simeone cuman beralasan, wasit memutuskan berdasarkan hasil review teknologi VAR. Di bola ada sensor untuk mengetahui sentuhan dari tendangan pemain, jadi wasit tidak memutuskan hanya berdasarkan pandangannya. Sesuai dengan peraturan double touch ketika penalty, maka kalau pun gol akan dianulir. Menurut saya wasit sudah memberikan keputusan yang tepat.

Walaupun nanti keputusan VAR terbukti salah, tapi yang jelas keputusan itu sudah tidak dapat lagi diganggu gugat. Real Madrid sudah dipastikan lolos ke perempat final dan Atletico Madrid sudah dinyatakan kalah dan gugur, jadi walaupun sekarang kelolosan Real Madrid dianggap kontroversi, tapi pertandingannya sudah selesai.

Ane tidak terlalu setuju dengan dianulirnya gol Alvarez karena minimnya tayangan dari VAR. Beberapa video yang beredar di media sosial mungkin tidak lagi persis dari yang aslinya, tetapi keputusannya sudah bulat dan golnya dianulir. Sekarang siapapun boleh membela masing-masing tim favoritnya, tapi tidak akan membuat keputusan dibatalkan.

[kawetsriyanto]

Walaupun nanti keputusan VAR terbukti salah, tapi yang jelas keputusan itu sudah tidak dapat lagi diganggu gugat. Real Madrid sudah dipastikan lolos ke perempat final dan Atletico Madrid sudah dinyatakan kalah dan gugur, jadi walaupun sekarang kelolosan Real Madrid dianggap kontroversi, tapi pertandingannya sudah selesai.

Ane tidak terlalu setuju dengan dianulirnya gol Alvarez karena minimnya tayangan dari VAR. Beberapa video yang beredar di media sosial mungkin tidak lagi persis dari yang aslinya, tetapi keputusannya sudah bulat dan golnya dianulir. Sekarang siapapun boleh membela masing-masing tim favoritnya, tapi tidak akan membuat keputusan dibatalkan.

Saya yakin keputusan tidak dibuat asal-asalan, apalagi itu menjadi penentuan untuk ke round selanjutnya. Sulit juga menyatakan VAR salah karena mereka memutuskan dengan teknologi, bukan pake asumsi. Sudut kamera TV mungkin tidak melihat double touch tapi sensor di bola bisa berkata lain. Ya mau tak mau Real Madrid sudah lolos, tidak mungkin dilakukan penalti ulang. 

BTW kita ini tidak membela klub manapun, cuman kita mencoba melihat dari sudut pandang objektif. Ya, video yang beredar mungkin sudah diedit, makanya tidak bisa percaya ke sumber manapun. Dalam hal ini, kenapa tidak mencoba percaya ke mereka yang punya kapabilitas untuk urusan tersebut, kan?

[Furious 7]

Terlepas dari beberapa kontroversi di akhir laga termasuk kepada statement Simeone yang memang merasa keputusan wasit adalah sebuah kesalahan ketika mengatakan bahwa Julian Alvarez melakukan double touch ketika eksekusi penalti tetapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa mentalitas Madrid terkadang selalu jauh lebih baik dari klub lain terutama ketika kita berbicara tentang kompetisi di Champions League.

Simeone cuman beralasan, wasit memutuskan berdasarkan hasil review teknologi VAR. Di bola ada sensor untuk mengetahui sentuhan dari tendangan pemain, jadi wasit tidak memutuskan hanya berdasarkan pandangannya. Sesuai dengan peraturan double touch ketika penalty, maka kalau pun gol akan dianulir. Menurut saya wasit sudah memberikan keputusan yang tepat.

Ya, mentalitas skuad Real Madrid memang bagus. Walaupun ada beberapa pemain yang bermainnya sedikit egois. Agak disayangkan sekarang kapten Real Madrid tidak segarang yang sebelumnya. Kalau dulu, semuanya akur dan kompak karena kapten tim memang tegas.

Karena memang sebenarnya ketika alasan double touch maka sudah tidak perlu di protes karena bagaimanapun juga ketika double touch maka sudah pasti itu melanggar aturan dan secara tidak langsung penaltinya tidak akan di sahkan menjadi gol. Kasus seperti ini sama seperti kasus beberapa orang lain seperti kasus Mahrez ketika dia berada di Leicester ketika menghadapi Manchester City waktu itu situasinya sama tetapi karena memang mungkin ini adalah penentuan dan derby maka memang situasinya sedikit panas dan drama itu adalah sebuah hal yang wajar bagi saya.

Ancelotti sekarang harus memulai tegas dengan menerapkan skema sebenarnya dan perlu menekankan hal lebih kepada para pemain terutama untuk para pemain muda agar tidak terlalu egois dengan memaksakan diri. Dalam pertandingan di 16 besar ini cukup terlihat bahwa tingkat ke egoisan Vini memang sangat besar bahkan melihat respon yang diberikan Jude di pertengahan babak kedua sepertinya tidak hanya kita para penikmat sepak bola yang menyadari hal tersebut tetapi para pemain juga sedikit terganggu dengan ke egoisan Vini yang mana ini harus sedikit dikurangi agar performanya kembali mengarah ke hal yang baik.

Tetapi ketika berbicara tentang performa sebenarnya saya tidak terlalu puas dengan apa yang diperlihatkan Madrid lebih tepatnya untuk beberapa pemain mereka terutama Vini dalam pertandingan ini. Tingkat ke egoisannya benar-benar sangat besar untuk pemain ini aapalagi ketika kita terkesan lebih lama meng keep bola yang padahal kita tahu pertahanan Atletico itu seperti bus parkir tetapi lebih memaksakan kepada drible yang justru itu membuat situasinya selalu tidak menguntungkan untuk Madrid, yang paling parah adalah penalti yang benar-benar menjadi sebuah kegagalan padahal momentum tercipta sangat baik tetapi tendangan yang dia lakukan benar-benar membuat saya tidak percaya bagaimana dia melakukan hal tersebut.

Setuju, sekarang counter-attack Real Madrid tidak seefisien dulu. Mungkin karena pemain sayap dan pemain tengah tidak sebagus dulu dalam mengkreasikan serangan. Berbeda jauh ketika di era Ronaldo, counter-attack Real Madrid paling mematikan pada saat itu. Akurasi shot pemain juga jauh lebih bagus, dan mereka bermain secara tim. Untuk saat ini ada beberapa pemain yang cenderung mintak disupport dari pada berinisiatif.

Madrid era BBC counter attack nya sangat bagus dan melihat dari beberapa musim lalu ketika Benzema dan Kroos ada sebenarnya counter attack mereka juga cukup baik tetapi memang untuk musim ini sedikit berkurang efektivitas counter attack yang dilakukan Madrid padahal jika melihat kapasitas pemain sebenarnya beberapa pemain yang mereka miliki cukup cepat dimana Vini bisa bergerak cukup baik di sisi sayap dan kecepatan Mbappe juga tidak perlu diragukan tetapi memang counter attack yang mereka lakukan masih kurang efektiv karena memang beberapa hal yang menjadi masalah dan salah satunya kembali kepada tingkat ke egoisan pemain itu sendiri. Karena semuanya mengarah kesana dimana terkadang di beberapa kesempatan padahal sudah ada ruang di pemain lain tetapi moment tersebut selalu hilang ketika pemian mereka melakukan kesalahan yang sama berulang deengan drible yang sebenarnya itu tidak terlalu memungkinkan dengan penjagaan Atletico yang berlapis.

[kawetsriyanto]

Karena memang sebenarnya ketika alasan double touch maka sudah tidak perlu di protes karena bagaimanapun juga ketika double touch maka sudah pasti itu melanggar aturan dan secara tidak langsung penaltinya tidak akan di sahkan menjadi gol. Kasus seperti ini sama seperti kasus beberapa orang lain seperti kasus Mahrez ketika dia berada di Leicester ketika menghadapi Manchester City waktu itu situasinya sama tetapi karena memang mungkin ini adalah penentuan dan derby maka memang situasinya sedikit panas dan drama itu adalah sebuah hal yang wajar bagi saya.

Yang protes mungkin menganggap tidak ada double touch. Tapi itu memang hanya asumsi, sedangkan wasit pasti mengacu ke tolak ukur yang lebih pasti. Sudah ada teknologi VAR, ada juga sensor yang dipasang di bola. Dua hal ini harusnya valid untuk tolak ukurnya, karena berbasi teknologi yang tidak mungkin bisa dicurangi.

Ya. Mahrez juga pernah seperti itu. Tapi mau tak mau harus terima kalau sudah diputuskan wasit. Apalagi kalau keputusan wasitnya cukup beralasan (bukan mengada-ada).

Ancelotti sekarang harus memulai tegas dengan menerapkan skema sebenarnya dan perlu menekankan hal lebih kepada para pemain terutama untuk para pemain muda agar tidak terlalu egois dengan memaksakan diri. Dalam pertandingan di 16 besar ini cukup terlihat bahwa tingkat ke egoisan Vini memang sangat besar bahkan melihat respon yang diberikan Jude di pertengahan babak kedua sepertinya tidak hanya kita para penikmat sepak bola yang menyadari hal tersebut tetapi para pemain juga sedikit terganggu dengan ke egoisan Vini yang mana ini harus sedikit dikurangi agar performanya kembali mengarah ke hal yang baik.

Ancelotti ini tipikal pelatih yang tidak pasti dalam menerapkan taktik. Dia cukup dinamis dari segi taktik, formasi, maupun susunan lineup. Tapi untuk urusan pemain, Ancelotti ini cenderung memilih pemain yang sudah biasa dia pilih. Jadi unuk di posisi starting lineup, agak kecil kemungkinannya ada rotasi yang signifikan. Walaupun di beberapa kesempatan, Vini sepertinya sudah beberapa kali main dari bangku cadangan. Untuk masalah mental pemain, ini tinggal gimana pelatih bisa mendisiplinkannya. Kalau pemain tidak mau didisiplinkan, tinggal pilih duduk di bangku cadangan atau pindah klub. Kan Vini juga sudah ada tawaran untuk pindah ke Saudi. 

[len01]

Sepertinya Real Madrid tetap akan menjadi pemenang di perempatfinal melawan Arsenal, karena lagi-lagi berbicara mentalitas, Real Madrid memiliki faktor penting (mentalitas juara) yang tidak dimiliki oleh Arsenal.

Tapi setelah melihat banyak kejutan yang terjadi saat tersingkirnya Man City, ane khawatir kalau itu terjadi pada Madrid gan. Bukan saya tidak percaya tentang pengalaman Madrid tapi jika memang ini tentang mentalitas, faktanya Man City bisa tersingkir pada saat kinerja tim bener bener buruk. Sedangkan Madrid saat ini memiliki masalah terkait kekuatan lini belakang. Jadi kekhawatiran itu selalu menghantui pikiran ane gan. Kalau di suruh jujur ane pengen banget Madrid pegang piala lagi tapi di satu sisi Arsenal juga gk bisa dianggap remeh gan.

[punk.zink]

Tapi setelah melihat banyak kejutan yang terjadi saat tersingkirnya Man City, ane khawatir kalau itu terjadi pada Madrid gan. Bukan saya tidak percaya tentang pengalaman Madrid tapi jika memang ini tentang mentalitas, faktanya Man City bisa tersingkir pada saat kinerja tim bener bener buruk. Sedangkan Madrid saat ini memiliki masalah terkait kekuatan lini belakang. Jadi kekhawatiran itu selalu menghantui pikiran ane gan. Kalau di suruh jujur ane pengen banget Madrid pegang piala lagi tapi di satu sisi Arsenal juga gk bisa dianggap remeh gan.

Saya pikir Real Madrid berbeda kasusnya dengan Man City, karena Man City benar-benar sedang mengalami kemerosotan di semua kompetisi (dan ini mungkin ada hubungannya dengan mentalitas tim), sementara Real Madrid meski mereka tidak stabil di La Liga, namun mereka masih cukup ok ketika berlaga di Liga Champion.

Sementara kalo Arsenal semakin kesini performa mereka malah semakin tidak konsisten. Lini depan macet dan sekarang lini belakang mereka juga terlihat kurang solid. Ada satu hal yang membuat saya meragukan Arsenal, yakni mereka tidak memiliki mentalitas juara, terlebih mereka belum pernah menjadi juara UCL (masuk final UCL juga baru sekali di tahun 2006).

[BITCOIN4X]

~Snip

Saya pikir Real Madrid berbeda kasusnya dengan Man City, karena Man City benar-benar sedang mengalami kemerosotan di semua kompetisi (dan ini mungkin ada hubungannya dengan mentalitas tim), sementara Real Madrid meski mereka tidak stabil di La Liga, namun mereka masih cukup ok ketika berlaga di Liga Champion.

Sementara kalo Arsenal semakin kesini performa mereka malah semakin tidak konsisten. Lini depan macet dan sekarang lini belakang mereka juga terlihat kurang solid. Ada satu hal yang membuat saya meragukan Arsenal, yakni mereka tidak memiliki mentalitas juara, terlebih mereka belum pernah menjadi juara UCL (masuk final UCL juga baru sekali di tahun 2006).

Manchester City merosot kinerjanya karena banyaknya pemain cedera, sementara beberapa pemain pengganti tidak memiliki kinerja yang sama bagusnya. Tanpa didukung oleh Rodri di posisi gelandang, Manchester City benar-benar lemah, apalagi sejak Walker pindah ke Milan dengan status pinjaman. Manchester City membuat blunder musim ini, tetapi penurunan kinerja mereka sudah diharapkan.

Real Madrid dan pelatihnya cenderung memiliki solusi di situasi genting. Mereka punya pemain yang dapat diandalkan menggantikan pemain yang cedera, itu berbeda dengan Pep Guardiola di Manchester City. Kedua tim memang kurang bagus musim ini, tapi Manchester City benar-benar buruk.

[mamesso]

Real Madrid sedang dalam situasi yang tidak menguntungkan menjelang game vs Arsenal karena Komisi Disiplin UEFA sedang melakukan penyelidikan terkait 4 video yang dikirim Atletico mengenai aksi pemain Real Madrid yang melibatkan Mbappe, Vinicius, Ceballos dan Rudiger, dalam video tersebut mereka di duga berprilaku tidak pantas dan dianggap memprovokasi suporter mereka.
Jika penyelidikan berujung pada dakwaan dan putusan bersalah, keempat pemain tersebut bisa dilarang tampil di UCL dan akan melewatkan pertandingan melawan Arsenal.

Source: goal.com

[BITCOIN4X]

Real Madrid sedang dalam situasi yang tidak menguntungkan menjelang game vs Arsenal karena Komisi Disiplin UEFA sedang melakukan penyelidikan terkait 4 video yang dikirim Atletico mengenai aksi pemain Real Madrid yang melibatkan Mbappe, Vinicius, Ceballos dan Rudiger, dalam video tersebut mereka di duga berprilaku tidak pantas dan dianggap memprovokasi suporter mereka.
Jika penyelidikan berujung pada dakwaan dan putusan bersalah, keempat pemain tersebut bisa dilarang tampil di UCL dan akan melewatkan pertandingan melawan Arsenal.

Source: goal.com

Ane yakin semuanya akan terkendali dan tidak akan ada hukuman untuk ke empat pemain tersebut walaupun UEFA melakukan investigasi. Gestur tubuh yang dibuat oleh ke empat pemain tersebut adalah reaksi yang biasanya dilakukan pemain secara spontan ketika kedua belak pihak saling memprovokasi, tetapi tentu saja ini agak berlebihan ketika salah satu dari mereka dalam keadaan kalah.

Ane juga tidak yakin putusan bersalah akan diambil dalam waktu dekat, artinya sangat kecil kemungkinan untuk kehilangan ke empat pemain itu saat melawan Arsenal. Real Madrid dan pemainnya akan membela diri dan akan melakukan banding, tetapi kita belum tahu siapa yang akan bersalah dan apa konsekuensinya.

[Hanadawa]

Real Madrid sedang dalam situasi yang tidak menguntungkan menjelang game vs Arsenal karena Komisi Disiplin UEFA sedang melakukan penyelidikan terkait 4 video yang dikirim Atletico mengenai aksi pemain Real Madrid yang melibatkan Mbappe, Vinicius, Ceballos dan Rudiger, dalam video tersebut mereka di duga berprilaku tidak pantas dan dianggap memprovokasi suporter mereka.
Jika penyelidikan berujung pada dakwaan dan putusan bersalah, keempat pemain tersebut bisa dilarang tampil di UCL dan akan melewatkan pertandingan melawan Arsenal.
Source: goal.com

Ane yakin semuanya akan terkendali dan tidak akan ada hukuman untuk ke empat pemain tersebut walaupun UEFA melakukan investigasi. Gestur tubuh yang dibuat oleh ke empat pemain tersebut adalah reaksi yang biasanya dilakukan pemain secara spontan ketika kedua belak pihak saling memprovokasi, tetapi tentu saja ini agak berlebihan ketika salah satu dari mereka dalam keadaan kalah.
Ane juga tidak yakin putusan bersalah akan diambil dalam waktu dekat, artinya sangat kecil kemungkinan untuk kehilangan ke empat pemain itu saat melawan Arsenal. Real Madrid dan pemainnya akan membela diri dan akan melakukan banding, tetapi kita belum tahu siapa yang akan bersalah dan apa konsekuensinya.

Saya setuju Om. Apa yang dilakukan oleh Mbappe, Vinicius, Ceballos dan Rudiger memang bisa dianggap sebagai perilaku yang tidak pantas. Tapi itu bukan berarti mereka telah melakukan pelanggaran berat seperti doping dan sejenisnya. Memang gestur tubuh mereka menunjukkan rasa tidak respek dan provokatif. Tapi menurut saya pada akhirnya itu hanya akan menjadi hukuman pendisiplinan seperti denda beberapa puluh ribu Pounds misalnya. Adapun untuk larangan bertanding mungkin saja tetapi sepertinya memang tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Bahkan saya baca di detik.com disebutkan bahwa UEFA telah menjatuhkan hukuman denda bagi mereka berempat dengan denda dengan Mbappe 40 ribu euro, Rudiger 30 ribu euro dan Ceballos 20 ribu euro. Hanya Rudiger dan Mbappe yang mendapat skors 1 laga. Tetapi tidak disebutkan apakah 1 laga itu yakni leg pertama melawan Arsenal atau bagaimana.

[len01]

-snip

-

Saya setuju Om. Apa yang dilakukan oleh Mbappe, Vinicius, Ceballos dan Rudiger memang bisa dianggap sebagai perilaku yang tidak pantas. Tapi itu bukan berarti mereka telah melakukan pelanggaran berat seperti doping dan sejenisnya. Memang gestur tubuh mereka menunjukkan rasa tidak respek dan provokatif. Tapi menurut saya pada akhirnya itu hanya akan menjadi hukuman pendisiplinan seperti denda beberapa puluh ribu Pounds misalnya. Adapun untuk larangan bertanding mungkin saja tetapi sepertinya memang tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Bahkan saya baca di detik.com disebutkan bahwa UEFA telah menjatuhkan hukuman denda bagi mereka berempat dengan denda dengan Mbappe 40 ribu euro, Rudiger 30 ribu euro dan Ceballos 20 ribu euro. Hanya Rudiger dan Mbappe yang mendapat skors 1 laga. Tetapi tidak disebutkan apakah 1 laga itu yakni leg pertama melawan Arsenal atau bagaimana.

Lagi dan lagi Atletico Madrid berulah, sebenarnya itu hanya rasa sakit hati
BTW, saya setuju dengan agan @Hanadawa, tidak mungkin memberikan sanksi berat kepada beberapa pemain tersebut hanya dengan alasan selebrasi. UEFA pastinya juga akan lebih bijak dalam menyikapi masalah tersebut dan memberikan denda salah satu kebijakan yang bagus.

Terkait skors tersebut sepertinya belum ada pemberitahuan terbaru dan jika memang itu akan dilakukan di leg pertama, itu tidak akan menjadi masalah. Yang terpenting di leg kedua Mbappe dan Rudiger bisa tampil untuk membantu Madrid bisa lolos ke babak semi final.

[punk.zink]

Lagi dan lagi Atletico Madrid berulah, sebenarnya itu hanya rasa sakit hati
BTW, saya setuju dengan agan @Hanadawa, tidak mungkin memberikan sanksi berat kepada beberapa pemain tersebut hanya dengan alasan selebrasi. UEFA pastinya juga akan lebih bijak dalam menyikapi masalah tersebut dan memberikan denda salah satu kebijakan yang bagus.

Terkait skors tersebut sepertinya belum ada pemberitahuan terbaru dan jika memang itu akan dilakukan di leg pertama, itu tidak akan menjadi masalah. Yang terpenting di leg kedua Mbappe dan Rudiger bisa tampil untuk membantu Madrid bisa lolos ke babak semi final.

Mbappe dan Rudiger akan tetap bermain di laga melawan Arsenal, karena larangan bermain 1 game tersebut adalah larangan yang ditangguhkan, dimana untuk ketentuannya haruslah membayara denda, dan menjalani masa percobaan selama satu tahun. Jika pada prosesnya mereka mengulangi kesalahan yang sama, maka barulah larangan bermain 1 game diberlakukan (buat pemain yang mengulangi kesalahan tersebut).

Sehingga jika dalam masa percobaan satu tahun tersebut, mereka berdua tidak mengulangi kesalahan yang sama, maka mereka tetap bebas bermain di laga manapun. Jadi untuk kasarannya, yang mesti harus dibayarkan adalah dendanya.

[joniboini]

Barusan ane ngecek hasil UCL pagi tadi dan hasilnya cukup mengejutkan buat ane Bayern dan Madrid berhasil dikalahkan sama Inter dan Arsenal. Arsenal mencetak 3 gol sementara Inter mencetak 2 gol. Dengan demikian Madrid harus bisa mengalahkan Arsenal dengan margin 4 gol di pertemuan berikutnya kalau mau lolos. Jadi inget hasil Liverpool vs Barceloa di musim mereka memenangkan UCL sih. Dengan momentum kaya gini Arsenal harusnya bisa melangkah lebih jauh, bahkan bisa aja sampe final nantinya.

Bayern harusnya masih bisa mengejar kemenangan di leg kedua sih. Sementara Barca dan PSG di atas kertas harusnya bisa menang juga besok.

[punk.zink]

Barusan ane ngecek hasil UCL pagi tadi dan hasilnya cukup mengejutkan buat ane Bayern dan Madrid berhasil dikalahkan sama Inter dan Arsenal. Arsenal mencetak 3 gol sementara Inter mencetak 2 gol. Dengan demikian Madrid harus bisa mengalahkan Arsenal dengan margin 4 gol di pertemuan berikutnya kalau mau lolos. Jadi inget hasil Liverpool vs Barceloa di musim mereka memenangkan UCL sih. Dengan momentum kaya gini Arsenal harusnya bisa melangkah lebih jauh, bahkan bisa aja sampe final nantinya.

Bayern harusnya masih bisa mengejar kemenangan di leg kedua sih. Sementara Barca dan PSG di atas kertas harusnya bisa menang juga besok.

Terus terang gak bakal ngira jika Real Madrid akan dibantai oleh Arsenal 3-0 karena akhir-akhir ini performa Arsenal memang kurang konsisten dan mereka juga hanya mendapatkan hasil imbang di laga terakhir Premier League kala melawan Everton. Entah ini Arsenal yang lagi on fire atau memang Madrid yang sedang mengalami bapuk, namun yang jelas performa apik yang ditunjukkan oleh Declan Rice benar-benar bisa menggendong Arsenal mendapatkan kemenangan.

Cukup menarik untuk ditunggu bagaimana Ancelotti akan mengasah otak dan strategi di leg kedua nanti, karena mereka tidak hanya dituntut untuk sekedar menang, namun juga harus mengejar defisit 3 gol yang sepertinya bakal menjadi perjuangan yang ekstra berat.

[BABY SHOES]

Terus terang gak bakal ngira jika Real Madrid akan dibantai oleh Arsenal 3-0 karena akhir-akhir ini performa Arsenal memang kurang konsisten dan mereka juga hanya mendapatkan hasil imbang di laga terakhir Premier League kala melawan Everton. Entah ini Arsenal yang lagi on fire atau memang Madrid yang sedang mengalami bapuk, namun yang jelas performa apik yang ditunjukkan oleh Declan Rice benar-benar bisa menggendong Arsenal mendapatkan kemenangan.

Dua - dua nya juga alami kurang konsisten di liga nya masing masing tapi ketika mereka ketemu di UCL malah lebih bapuk Real Madrid seperti tidak berkutik sama sekali, ane jujur bengong liat Declan Rise mencetak gol dengan freekick dengan melengkung ke sisi kanan, gila ya bisa dua kali gitu dan akurasi nya tingkat tinggi.
Jadi memang gol dari Declan Rise memang menggendong kemenangan Arsenal jadi telak.

Cukup menarik untuk ditunggu bagaimana Ancelotti akan mengasah otak dan strategi di leg kedua nanti, karena mereka tidak hanya dituntut untuk sekedar menang, namun juga harus mengejar defisit 3 gol yang sepertinya bakal menjadi perjuangan yang ekstra berat.

Mengejar 3 gol aja susah apalagi 4 gol untuk lolos, tapi Real Madrid memang selalu punya comeback di akhir dan inilah yang sering di bicarakan banyak orang karena memang kenyataan nya begitu, seperti beberapa musim lalu yang awal nya kalah dari Liverpool dan Madrid mampu comeback jadi 5-2.

[mamesso]

~Snip~

Mbappe dan Rudiger akan tetap bermain di laga melawan Arsenal, karena larangan bermain 1 game tersebut adalah larangan yang ditangguhkan, dimana untuk ketentuannya haruslah membayara denda, dan menjalani masa percobaan selama satu tahun. Jika pada prosesnya mereka mengulangi kesalahan yang sama, maka barulah larangan bermain 1 game diberlakukan (buat pemain yang mengulangi kesalahan tersebut).

Sehingga jika dalam masa percobaan satu tahun tersebut, mereka berdua tidak mengulangi kesalahan yang sama, maka mereka tetap bebas bermain di laga manapun. Jadi untuk kasarannya, yang mesti harus dibayarkan adalah dendanya.

Laga kandang sangat penting dalam fase knock out 2 leg, Arsenal berhasil memanfaatkannya dengan mencetak 3 gol ke gawang Real Madrid, mereka hanya perlu mencari cara agar tidak kebobolan dengan jumlah yang sama di leg ke 2.
Lihatlah statistik pertandingan, Real Madrid kalah segalanya dari Arsenal. Jika Arsenal mampu mempertahankan performanya, sangat sulit buat Real Madrid untuk melakukan comeback.

Source Img: Ada Apa Bola.