Sudah bukan berita baru, tapi saya penasaran dengan masa depan Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos alias BOBIBOS. Seperti yang kita tahu, Penemu Bobibos mengklaim bahwa RON yang dihasilkan dari Bobibos setara dengan RON 98. Ini tentu bisa menjadi ancaman bagi penguasa tunggal bahan bakar yang dipegang Pertamina. Karena dengan RON yang tinggi, sedangkan harganya murah, maka ini bisa menjadi alternatif yang sangat hemat dan pastinya bisa diterima oleh masyarakat. Kalau pun ini benar-benar direalisasikan.

Dedi Mulyadi siap support penuh pengembangan Bobibos, dan beliau sudah menemukan area panen padi, dan berdasarkan apa yang beliau ungkapkan bahwa menunggu kehadiran tim Bobibos untuk melihat jerami yang sudah siap diolah di salah satu daerah di Jabar. ^[1]

Di sisi lain, netizen mengakatan kalau tim Bobibos menghilang, tapi ini narasi yang belum bisa diverifikasi kebenarannya, jadi untuk Anda yang mau membagikan ke halaman social media milik Anda, harap cari dulu kebenarannya, karena ini belum ada berita valid.

Kembali ke inti dari thread, menurut Anda apakah Bobibos ini akan benar-benar eksis dan produksi masal?

Kalau saya pribadi teringat dengan film animasi Cars 2 ^[2], dimana ketika ada bahan bakar Alternatif yang bisa digunakan, justru dibuat seolah-olah BBM alternatif tersebut membahakan bagi kendaraan. Bukan tidak mungkin kan sabotase seperti ini terjadi di negeri yang penuh dengan kecurangan ini?

Saya pribadi Pesimis akan terealisasikan, karena kita sudah sering melihat teknologi yang bagus untuk dikembangkan, namun tidak mendapat dukungan pemerintah untuk pengembangan lebih lanjut. Yang paling teringat adalah kasus Selo mobil listrik yang gagal lulus emisi ^[3]  . Jangan-jangan, Bobibos ini juga dianggap menaikkan polusi udara juga.


Ada juga yang katanya dari sampah plastik bisa digunakan menjadi bahan bakar ^[4], nyatanya juga tidak ada dukungan dari pemerintah yang tidak ada pengembangan secara luas untuk dimanfaatkan seluruh masyarakat di Indonesia.

Semua kasus yang saya sebutkan tidak ada yang terealisasi, saya rasa Bobibos juga bakal berakhir dengan kondisi yang sama. Apakah Bobibos menjadi bahan bakar alternatif yang akan diproduksi masal yang sukses di negeri ini?

Bacaan kalau nganggur:
[1] https://disway.id/read/913706/jerami-sudah-siap-kdm-tantang-bobibos-produksi-massal-saya-tunggu-di-lembur-pakuan
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Cars_2
[3] https://otomotif.kompas.com/read/2021/09/19/072100115/duduk-perkara-mobil-listrik-ricky-elson-gagal-uji-emisi-ini-faktanya
[4] https://brin.go.id/news/123290/dari-kantong-kresek-jadi-bbm-inovasi-petasol-asal-banjarnegara

Itu dia masalahnya mas, importir-importir ini mungkin merasa terancam jika ada produksi BBM dalam negeri, sehingga mereka akan melakukan segala cara untuk membatalkan produksi masal. Semoga saja sebagai orang nomor satu di jabar, KDM tidak hanya melakukan pencitraan mirip esemka ya. Pabriknya benar-benar dibangun dan produksinya beneran ada. Harusnya gubernur menjadi pemegang otoritas yang lebih baik daripada jika bupati yang ingin mengembangkan hal semacam ini.

Kalau begini terus, negara kita ini penuh orang-orang yang tidak ingin maju dengan mendukung temuan-temuan seperti ini, maka selamanya kita akan menjadi tumbal. Padahal, jika bermanfaat untuk warga dengan harga murah, ekonomi bisa tumbuh lebih cepat, alasannya pengeluaran untuk BBM bisa ditekan dan ini bisa menambah belanja ke sektor lain. Awalnya hanya beras yang laku besar, karena ada sisa dari pembelian BBM bisa tuh buat beli tempe dan sebagainya.

Sejauh ini hanya KDM yang memberikan dukungan mas, belum ada dari pemerintahan yang ikut mendukung. Bahkan, ada kabar lain nih, kalau pertamina kayanya akan memilih untuk mendukung pengembangan bioetanol aren yang dikembangkan oleh Kementerian kehutanan. Kelihatan sekali kan ini mau ada proyek di dalam proyek kayaknya. Kalau dukung bobibos dan sudah ada KDM, kan pastinya sulit tuh untuk cari cuan, karena KDM meski dianggap sebagai gubernur sosmed, namun sejauh ini sih beliau mungkin bisa dipercaya untuk tidak menyelewengkan dana.

Sedangkan bioetanol tidak baik untuk kendaraan jika apa yang disebutkan di berita ini benar. https://otomotif.kompas.com/read/2025/11/08/100100715/ahli-ungkap-risiko-bahan-bakar-bioetanol-pada-komponen-kendaraan

Cerita mengenai ahli silat yang tidak dikenal karena bertapa lama di goa, kemudian menaklukan murim itu cuma ada di film gan. Maksudnya ketika ada klaim penemuan/prestasi yang tidak tersorot media, sebaiknya tidak diglorifikasi karena kemungkinan besar itu bullshit. Masih ingat dengan klaim Dewa Kipas yang katanya jago catur, ketika lawan GM yang asli langsung keok?

Penemuan itu erat kaitannya dengan uji coba dan "peer review" yang artinya kalau tahan uji dan penemuan yang baru (novel) secara otomatis akan menjadi publikasi internasional, dan orangnya langsung dibajak negara maju. Ya kecuali dia punya nasionalisme buta ya tidak akan tergiur dengan penawaran negara-negara maju. Tapi rasanya mustahil dengan kondisi Konoha yang seperti ini.

Jadi kemungkinan besar (99%+) Bobibos tidak akan jadi apa-apa.

Hahaha berkelitnya lucu sekali. Semua ahli di luar sono udah tau jerami emang bisa jadi bahan bakar, tetapi masalahnya ongkos produksinya tidak memungkinkan. Kalau di laboratorium sih sukses, tapi kalau bikin pabrik, ya udah pasti rugi. Makanya ane bilang kalau dia bisa merancang pabrik yang bisa opit dengan berbagai kendala, termasuk pasokan yang musiman, tentu udah dibajak Mamarika.

Kolaborasi sama PLN mana mau mereka kecuali memang pemerintah Konoha sudah tidak waras lagi. Kalau masih waras tentu ane yakin ga bakalan mau. Sudah ada yang bikin pabrik di luar negeri berbahan jerami seperti ini tetapi gagal karena berbagai faktor:
- KiOR (Mamarika)
- Abengoa Bioenergy (Spanyol & Mamarika)
- Poet–DSM Project Liberty (Mamarika)

Kalau Mamarika saja tidak mampu, apalagi usaha baru yang ahlinya saja belum terbukti dan teruji (ane jangan dikatain penyefong Mamarika ya )

Kemunculan Bobibos sebenarnya patut diapresiasi karena akan membuka peluang ekonomi yang masif terutama dibidang pertanian, namun kehadirannya masih menjadi perbincangan hangat mulai dari dunia nyata hingga dunia Maya, respons masyarakat juga sangat bervariasi, sebagian masyarakat sangat antusias dan mengapresiasi penemuan ini karena akan muncul BBM yang murah dan ramah lingkungan, sedangkan sebagian lagi masih bersikap skeptis karena produk tersebut belum teruji.

Saya harap Bobibos benar-benar sebuah inovasi bukan hanya sekedar sensasi, pihak pemerintah juga harus memberi ruang pada penemuan ini dengan melakukan kajian yang komprehensif dari hulu ke hilir, bila perlu melibatkan pihak terkait seperti produsen, pabrikan otomotif, lembaga riset, dan konsumen untuk menghasilkan BBM yang sesuai SNI maupun internasional agar aman digunakan oleh masyarakat.

Pemerintah juga tidak boleh kecolongan lagi seperti pendahulu Bobibos yang awalnya dipandang sebelah mata namun justru dipatenkan negara lain ^[1], jika dilihat dengan sudut pandang yang lebih jauh, inovasi Bobibos dapat membuka peluang ekonomi yang masif di sektor pertanian karena petani akan mendapat penghasilan tambah karena permintaan jerami yang meningkat akibat dapat diolah menjadi Bobibos.

Sikap skeptis dari pemerintah harus dihilangkan dan lebih menghargai penemuan anak bangsa, seperti kasus Mobil Listrik Selo, kini Indonesia hanya dapat mengisap jari setelah dikembangkan lebih lanjut di Malaysia, begitu juga dengan Alat terapi kanker yang ditemukan oleh Warsito Purwo Taruno, penemuan ini dipandang sebelah mata di negeri sendiri dan mendapat hambatan regulasi hingga sempat dilarang penggunaannya, namun negara lain justru menyambutnya dengan tangan terbuka hingga menyediakan lahan untuk mengembangkannya.

Kali ini pemerintah Indonesia harus benar-benar serius jangan hanya terlena dengan sensasi seperti mobil Esemka yang tidak pernah mengaspal hingga Jokowi habis masa jabatan ^[2], namun jika pemerintah masih acuh tak acuh seperti beberapa inovasi sebelumnya yang sudah dipatenkan negara lain, mungkin ini waktu yang tepat buat KDM untuk menaikkan popularitas (kalau penemu benar-benar yakin pada inovasi Bobibos).

1.https://www.hipwee.com/list/5-penemuan-anak-bangsa-yang-dihargai-di-negara-lain-tapi-kurang-mendapat-perhatian-di-negeri-sendiri/
2. https://www.suara.com/bisnis/2024/09/23/174214/nasib-mobil-esemka-kini-digadang-gadang-jadi-mobnas-hingga-disebut-mobil-gaib

Modal yakin saja sih saya kira tidak bakalan cukup karena jika sesuai dengan gambaran si pembuat, ini proyek skala besar, itu berarti butuh perencanaan yg benar matang, modal yg kuat, tim yg profesional, dan komitmen pengembangan jangka panjang, gak bisa asal-asalan ngomong "kami yakin dengan modal sekian, ini proyek akan berkembang bagus" gak bisa seperti itu, dalam pengembangan proyek itu butuh analisis risiko yang realistis dan pengelolaan proyek yg transparan dan jelas arahnya kemana, kalau sekarang ini kan proyeknya masih terkesan angan-angan saja, belum jelas arahnya kemana, apalagi ketika ada penelitian yg mengatakan kalau membuat bahan bakar dari jerami itu lebih mahal, jadi wajar kalau banyak pihak masih meragukan kelayakan proyek tersebut.

kalau si pembuat mampu untuk menjelaskan idenya dengan penelitian yg bisa ditertanggung jawabkan, artinya ada hitung-hitungan logis yg bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan ekonomis, maka proyek ini bisa layak untuk berjalan dan mendapat dukungan dari pemerintah atau swasta, tapi kalau omon-omon saja, paling mungkin ini jadi proyek gagal saja.

KiOR: https://www.sunsethq.com/blog/why-did-kior-fail
Port-DSM: https://ethanolproducer.com/articles/poet-dsm-halts-project-liberty-production-over-rfs-mismanagement-16722

Intinya bukan hal yang ajaib dan terobosan baru untuk membuat bioethanol dari "sampah" pertanian. Namun, yang menjadi kendala adalah di bagian biaya yang sangat sulit untuk opit karena efisiensinya belum sampai.

Gimana ya, keinginan hati ingin karya bangsa bisa berhasil -> bikin Konoha makmur. Tapi pada kenyataannya inovasi tidak bisa diharapkan di Konoha kalau negaranya berperingkat buruk di banyak lini. Banyak cerita orang jenius kuliah di luar negeri pulang ingin membangun bangsa malah tidak diapresiasi.

Pada akhirnya Bobibos muncul kembali dengan alasan klasik "belum bisa lanjut karena regulasi", lagi dan lagi sampai bosan dengan berita seperti ini setiap kali ada yang baru. Parahnya adalah, ketika di negeri sendiri belum bisa ngasih regulasi untuk Bobibos, Negara kecil "Timor Leste" siap menjadi negara yang akan memproduksi, memasarkan dan menggunakan Bobibos.

ya sudah lah, mau gimana lagi 

https://jabaronline.com/post/pendiri-bobibos-sebut-bbm-dari-jerami-siap-diproduksi-terkendala-regulasi-di-indonesia