Ekonomi Keluarga Anda Bukan Tanggung Jawab Anda!

[pusaka]

Sepertinya apa yang saya katakan disini akan memiliki banyak perbedaan pendapat dan saya tidak masalah dengan itu, sebab saya juga ingin menguji apa yang selama ini menjadi pikiran saya sendiri.
Berawal dari salah satu thread https://asktom.cf/index.php?topic=5558563.0, ada banyak yang memiliki kerasahan disana dimana anak anak menjadi "korban" yang akhirnya harus menanggung semua biaya kehidupan keluarganya.

Saya juga mencari beberapa sumber berita yang mana itu akan membuat relate tentang kehidupan yang "tidak adil" untuk anak anak yang bahkan mereka masih berada di bawah umur yang harus menghidupi keluarga mereka.
https://www.merdeka.com/trending/kisah-hidup-endriyanto-bocah-9-tahun-yang-hidupi-8-anggota-keluarga-dengan-berjualan.html?page=5
Ini adalah salah satu contohnya, dan sebenarnya masih banyak lagi kasus yang serupa.

Jadi, jika anda sedang berada dalam fase membangun ekonomi atau semacamnya, jangan berpikir keluarga anda tanggung jawab anda yang harus anda penuhi semua kebutuhannya, sebab itu akan menghambat dalam prosesnya. Kita memang harus tetap membantu perekonomian keluarga, namun bukan berarti kita harus mengorbankan semuanya, termasuk masa depan kita. Jika membantu, maka bantu semampu kita saja jangan sampai menghabiskan saldo anda. Lagipula, ketika ekonomi kita sudah stabil dan lebih dari cukup, kita juga pasti tidak akan membiarkan mereka begitu saja kan?

Sebelumnya, kita harus memberikan pengertian kepada keluarga kita, komunikasikan semuanya, baik mereka akan bisa menerima atau tidak, jangan pernah pikirkan itu yang penting kita masih tetap membantu. Terkadang kita harus sedikit egois untuk bisa mencapai apa yang kita inginkan.

Mari bertukar pikiran, karena saya yakin ada banyak orang yang berada dalam situas seperti ini

[Oneandpure]

Fenomena yang terjadi saat hampir semuanya sesuai dengan OP gambarkan, banyak anak di negara kita khususnya dengan usia yang haris menempuh pendidikan namun mereka dipaksa untuk banting tulang menjadi tulang punggung kekuarga. Namun kalau posisi orang tuanya sudah meninggal, sakit dan tidam bisa bekerja lagi ini bisa dimaklumin namun nyatanya banyak orang tua dengan keadaan sehat tapi menuntut anaknya kerja padahal masih usia harus menempuh pendidikan. Contoh paling nyata lihat saja di persimpangan lampu merah banyak anak kecil dipaksa jadi pengemis, menjadi manusia silver bahkan disuruh ngamen namun di posisi seberang ada orang tua sang anak lagi berteduh di tempat yang adem mengawasi anaknya ngamen.
Kadang maunngasih uang ke anak-anak yang ngamen atau mengemis terasa agak berat karena merema diauruh oleh orang tuanya masing-masing padahal masih kuat untuk bekerja namun memaksa anak mereka yang harus bekerja padahal masih dibawah umur.

[indah rezqi]

Pada dasarnya anak-anak memang tidak memiliki tanggung jawab penuh untuk menanggung seluruh beban ekonomi keluarganya, saya setuju bahwa itu memang tidak adil. Orang tua adalah pihak yang bertanggungjawab dalam hal ini, dan seharusnya mereka memiliki perencanaan yang bagus tentang segala sesuatu yang akan terjadi kedepannya. Saya pikir anak-anak yang rela berkorban demi keluarganya terkadang melakukannya karena terpaksa, mereka berada dalam posisi dilematis dan tidak ada yang bisa mereka andalkan diantara keluarganya yang lain.

Saya pribadi sangat memahami dinamika sosial semacam ini, banyak orang tua di Indonesia menggantungkan harapan besar pada anak-anak mereka, yang bahkan dirinya sendiri terkadang tidak mampu melakukannya. Saya pikir tidak masalah memiliki banyak anak, tetapi itu semua harus melewati perhitungan yang matang. Tentu ujung-ujungnya yang disalahkan adalah Pemerintah, karena tidak mampu menumpas kemiskinan, padahal itu semua terjadi karena orang tua tidak memiliki pemahaman yang benar tentang bagaimana bertindak bertanggungjawab dalam membina rumah tangganya.

[FunshareNesialMLMPenipu]

jika anak istri mu ya jelas tanggung jawab anda itu juga keluaraga anda.
jika keluarga yang di maksud adalah orang tua adik2 kamu ya itu sekedar sense di hati mu saja jika ortu mu susah adik2mu masih sekolah dan oratu tidak mampu membiayai semua itu dan anda hidup mapan dan enak masak ga ada hati untuk membantu
minimal adik2mu ajari cara mencari uang jadi bisa menjadi mandiri meski masih sekolah
dengan membantu adikmu cara mencari uang sudah sama saja membantu orang tua itu jika ga mau membantu dalam bentuk uang

[mu_enrico]

Keluarga inti itu adalah ayah, ibu, dan anak-anak. Idealnya ayah dan ibu harus bisa mencukupi kebutuhan anak-anak sampai anak-anak bisa mandiri, bertahan hidup mencukupi kebutuhan sendiri, sampai nanti menjadi ayah dan ibu berikutnya. Dalam dunia ideal yang matahari hangat menyinari bumi dan kicauan burung setiap pagi tentu tidak akan ada masalah ekonomi. Sayang seribu sayang di dunia nyata:
- Banyak keluarga broken sehingga kebutuhan anak tidak tercukupi
- Anak harus mencukupi kebutuhan anggota keluarga inti lain
- Karena keluarga inti sudah susah, maka minta bantuan extended family, macam om, tante, sepupu, dsb.
- Core family dan extended family susah, minta bantuan teman dan tetangga

Maka di dunia yang sangat kompleks dan tidak ideal tsb, tidak bisa ada rumus "Ekonomi Keluarga Anda Bukan Tanggung Jawab Anda!" Kalaupun itu nanti akan agan terapkan, implikasinya di dunia nyata tidak akan ramah.

Maka pada golden ways kali ini, Pak Mario akan membuat wejangan "Bantulah orang lain semampumu, tapi jangan biarkan mereka menghambat mimpi-mimpimu!"
Salam super!

[pusaka]

jika anak istri mu ya jelas tanggung jawab anda itu juga keluaraga anda.

Tentu saja keluarga yang saya maksud bukan anak dan istri, sebab itu adalah tanggung jawab suami sepenuhnya. Namun yang saya maksud adalah anggota keluarga yang lain.

jika keluarga yang di maksud adalah orang tua adik2 kamu ya itu sekedar sense di hati mu saja jika ortu mu susah adik2mu masih sekolah dan oratu tidak mampu membiayai semua itu dan anda hidup mapan dan enak masak ga ada hati untuk membantu
minimal adik2mu ajari cara mencari uang jadi bisa menjadi mandiri meski masih sekolah
dengan membantu adikmu cara mencari uang sudah sama saja membantu orang tua itu jika ga mau membantu dalam bentuk uang

Perlu di garis bawahi apa yang saya katakan sebelumnya ketika kita sedang dalam membangun ekonomi kita. Jika kita sudah mapan, itu berarti kita sudah berkecukupan dan itu akan menjadi cerita yang berbeda dan seperti yang saya katakan sebelumnya kita pasti akan membantu semuanya jika kita memilikii ekonomi yang bagus.

Maka di dunia yang sangat kompleks dan tidak ideal tsb, tidak bisa ada rumus "Ekonomi Keluarga Anda Bukan Tanggung Jawab Anda!" Kalaupun itu nanti akan agan terapkan, implikasinya di dunia nyata tidak akan ramah.

Maka pada golden ways kali ini, Pak Mario akan membuat wejangan "Bantulah orang lain semampumu, tapi jangan biarkan mereka menghambat mimpi-mimpimu!"
Salam super!

Tentu saya juga sepakat bahwa itu akan sulit untuk diterapkan, sebab ada sisi lain dari kita yang pasti akan sangat tidak tega dan akhirnya kita kalah dengan apa yang kita rasakan, pada akhirnya ini mungkin hanya akan ada dipikiran kita saja.

Nah itu juga yang saya maksudkan, bantulah semampu kita, jangan ambil alih semuanya. Mungkin jika saya istilahkan, "Jangan berpikir kita adalah pahlawan yang bisa melakukan semua dan semua tanggung jawab kita".

[Nahl]

Andai keluarga seperti saudara kandung atau orang tua setidaknya bisa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dan tidak meminta bantuan kepada kita maka kita bisa fokus untuk membangun ekonomi kita sendiri untuk masa depan tetapi keadaannya tidak sesederhana itu karena banyak rakyat indonesia yang lahir dari keluarga miskin dan ini membuat anak-anak tersebut terbebani untuk membantu perekonomian keluarga dan banyak juga yang putus sekolah karena tidak ada biaya yang memaksakan mereka melupakan mimpi mereka untuk merintis karir atau setidaknya sekolah yang layak atau punya pekerjaan tetap dan memang ekonomi keluarga itu bukan tanggung jawab kita tetapi jika kita melihat sendiri keluarga yang sedang kekurangan maka secara langsung akan dibantu dan kalau sudah begini maka otomatis ekonomi keluarga akan menjadi tanggung jawab anak

[rangga28]

Andai keluarga seperti saudara kandung atau orang tua setidaknya bisa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dan tidak meminta bantuan kepada kita maka kita bisa fokus untuk membangun ekonomi kita sendiri untuk masa depan tetapi keadaannya tidak sesederhana itu karena banyak rakyat indonesia yang lahir dari keluarga miskin dan ini membuat anak-anak tersebut terbebani untuk membantu perekonomian keluarga dan banyak juga yang putus sekolah karena tidak ada biaya yang memaksakan mereka melupakan mimpi mereka untuk merintis karir atau setidaknya sekolah yang layak atau punya pekerjaan tetap dan memang ekonomi keluarga itu bukan tanggung jawab kita tetapi jika kita melihat sendiri keluarga yang sedang kekurangan maka secara langsung akan dibantu dan kalau sudah begini maka otomatis ekonomi keluarga akan menjadi tanggung jawab anak

jika kita memiliki kemudahan maka sudah semestinya kita harus menolong keluarga kita. Jika kita sudah menikah maka yang wajib diperhatikan adalah istri, Anak-anak dan kedua orang tua. Mungkin Op menjelaskan hal yang substansial mengenai pola kerja yang nyaman agar tak terganggu dan terbebani tentu tidak ada salahnya juga.

Namun secara garis besar dan dengan mengedepankan moral maka tidak pantas juga bagi kita untuk menelantarkan mereka, walaupun terkadang tidak bisa membantu secara materiil secara terus menerus tapi membantu mereka untuk mendapatkan pekerjaan juga menjadi salah satu bentuk perhatian lainnya.

Lalu meskipun terkadang kita dan keluarga sudah mantap secara ekonomi, maka pertimbangan sosial juga harus di kedepankan juga. Kita juga harus memberikan perhatian kepada tetangga atau saudara lain agar mereka juga tak mengalami kemiskinan ekstrem secara terus menerus. Mari kita renungkan!

[chigo]

Saya setuju dengan yang agan bahas di halaman pembuka, memang sebenarnya bukan sebuah keharusan untuk seorang anak membiayai hidup keluarga nya, saya gak tau apa yang memulai hingga saat ini banyak anak2 yang merasa harus bertanggung jawab terhadap keluarga nya padahal anak teraebut pun masih merangkak dengan susah payah, memang kita harus berbakti kepada orang tua namun berbakti tidak harus mengorbankan masa depan juga sih.

Sebagai anak yang di lahirkan, tidak membuat keluarga malu saja sebenarnya sudah sebuah prestasi, apalagi membiayai keluarga dan kalo masih ada yang si luar sana rela mengorbankan masa depan mereka demi keluarga, saya salut kepada mereka dan kalo bisa, yah bantu semampunya saja, kirim 2 juta sebulqn aja udah bagus menurut saya, gak usah harus sampai punya mimpi membelikan rumah atau mobil dah

[traderethereum]

Saya setuju dengan membantu sebisanya saja dan tidak sampai memberatkan keluarga inti kita sendiri dimana jika kita sudah mempunyai istri dan anak-anak, maka itu adalah kewajiban utama dari seorang suami. Sedangkan jika si suami memiliki saudara, itu sudah bukan kewajiban lagi tapi membantu sebisanya. Selain itu, saudaranya juga harus bisa berkembang tanpa harus bergantung kepada saudara lainnya karena masing-masing keluarga inti memiliki impian yang ingin diraih.

Tapi, ada tapinya nih. Seringkali kita berada di posisi sulit untuk memutuskan karena ada rasa tidak tega karena dia adalah saudara kandung, siapa lagi yang akan membantu kalau tidak saudara sendiri. Tapi ketika melihat apa yang sudah dilakukannya jadi mikir yang lainnya. Kalau sudah demikian, akhirnya ya tetap dibantu.

Keluarga perlu dibantu tapi kita harus memposisikan diri dan jangan sampai keluarga inti kita keteteran dan akhirnya malah ribut sama istri dan anak. Itu tidak baik untuk keluarga inti kita.

Ini juga hampir sama ketika ada teman yang meminta bantuan apalagi sahabat dekat. Kalau kita memang mampu untuk membantu, tidak apa-apa tapi masalahnya, nanti mereka akan datang lagi meminta bantuan tanpa mau berusaha terlebih dahulu. Entahlah, yang jelas jika kita bisa membantu ya kita bantu saja sebisa kita dan jangan memaksakan diri.

[pina_pino]

Kalau bicara soal kita yang lagi bangun ekonomi, saya setuju kalau jangan sampai semua beban keluarga kita tanggung sendiri sampai mengorbankan masa depan. Bantu sebisa kita, iya, tapi jangan sampai kita nggak punya ruang buat berkembang. Karena kalau kita jatuh, ya sama aja nggak bisa nolong siapa-siapa nantinya.

Kuncinya komunikasi sih. Kadang keluarga nggak ngerti kalau kita juga punya target dan rencana jangka panjang dan bahkan keluarga lupa kalau ada kehidupan yang harus kita susun dan kita hidupi. Kalau nggak dijelasin, mereka pikir kita bisa terus jadi ATM berjalan. Sedikit egois itu perlu, bukan berarti nggak peduli, tapi supaya nanti kita bisa bantu lebih besar ketika posisi kita udah kuat/settle.

Menurut saya, ini bukan soal nggak sayang keluarga, tapi soal strategi. Kalau kita habisin semua sekarang, ya kita stuck di situ-situ aja. Jadi, bantu semampunya, jangan sampai hancurin masa depan sendiri. Ingat kasus mami Nunung kalau ingin tahu dampak dari menghidupi keluarga besar wkwk

[panjul07]

Masalah yang terlalu kompleks dan ane setuju dengan om mu_enrico kalo dalam kenyataannya kita tidak bisa memaksakan punya prinsip seperti itu karena semua tergantung situasi dan kondisi masing2 keluarga.
Tapi disisi lain kalo misalnya kita sudah berkeluarga, sodara kita juga ada yang sudah berkeluarga tp mengalami kesulitan ekonomi, memang ini bukan sepenuhnya tanggung jawab kita tapi setidaknya kita bisa membantu walaupun sedikit.
Kalo ane prinsipnya adalah, ane akan selalu berusaha membantu keluarga ane dengan catatan tidak mengorbankan diri sendiri terlalu dalam karena bagaimana pun juga kita pasti pernah atau kedepannya membutuhkan bantuan keluarga.

[Liboy95]

Sepertinya apa yang saya katakan disini akan memiliki banyak perbedaan pendapat dan saya tidak masalah dengan itu, sebab saya juga ingin menguji apa yang selama ini menjadi pikiran saya sendiri.
Berawal dari salah satu thread https://asktom.cf/index.php?topic=5558563.0, ada banyak yang memiliki kerasahan disana dimana anak anak menjadi "korban" yang akhirnya harus menanggung semua biaya kehidupan keluarganya.

Saya juga mencari beberapa sumber berita yang mana itu akan membuat relate tentang kehidupan yang "tidak adil" untuk anak anak yang bahkan mereka masih berada di bawah umur yang harus menghidupi keluarga mereka.
https://www.merdeka.com/trending/kisah-hidup-endriyanto-bocah-9-tahun-yang-hidupi-8-anggota-keluarga-dengan-berjualan.html?page=5
Ini adalah salah satu contohnya, dan sebenarnya masih banyak lagi kasus yang serupa.

Jadi, jika anda sedang berada dalam fase membangun ekonomi atau semacamnya, jangan berpikir keluarga anda tanggung jawab anda yang harus anda penuhi semua kebutuhannya, sebab itu akan menghambat dalam prosesnya. Kita memang harus tetap membantu perekonomian keluarga, namun bukan berarti kita harus mengorbankan semuanya, termasuk masa depan kita. Jika membantu, maka bantu semampu kita saja jangan sampai menghabiskan saldo anda. Lagipula, ketika ekonomi kita sudah stabil dan lebih dari cukup, kita juga pasti tidak akan membiarkan mereka begitu saja kan?

Sebelumnya, kita harus memberikan pengertian kepada keluarga kita, komunikasikan semuanya, baik mereka akan bisa menerima atau tidak, jangan pernah pikirkan itu yang penting kita masih tetap membantu. Terkadang kita harus sedikit egois untuk bisa mencapai apa yang kita inginkan.

Mari bertukar pikiran, karena saya yakin ada banyak orang yang berada dalam situas seperti ini

pertama-tama ane minta maap ini, karena ane kurang setuju dengan pendapat ente.yaitu tentang masalah Ekonomi Keluarga Anda Bukan Tanggung Jawab Anda , kalo menurut ane kita sebagai anak laki-laki itu,yang nama nya orang tua atau keluarga itu tetap tanggung jawab kita sebagai anak laki-laki sampai kita mati,dan kita seabagi anak laki-laki itu tetap harus berbakti sama orang tua atau keluarga walaupun kita sudah menikah sekali pun.
mungkin kurang lebnih begitu lah tanggapan ane tentang topi yang anda buat ini..