INDONESIA TIDAK RAMAH INVESTASI

[Juse14]

Negara ini adalah negara kaya dengan segala sumberdaya yang dimiliki, banyak sekali hal hal yang bisa dimanfaatkan untuk bisa menciptakan keuntungan baik bagi negara maupun bagi masyarakat khususnya. Namun hal yang sangat disayangkan bahwa kemajuan ini justru terhambat , dan yang menjadi faktor hambatan itu bukan datang dari luar melainkan dari dalam yang pada akhirnya membuat beberapa investor asing ogah untuk berinvetsasi di Indonesia dan bahkan untuk investor lokal pun sama. Dan yang mana tentunya ini berkenaan dengan bobroknya sistem pemerintahan di negara ini, yang memang banyak sekali pungutan liar dan potongan diluar dari kewajiban yang seharunya. Begitupula dengan para mesyarakatnya, yang memang seringkali melakukan pungli. Terlebih lagi jika bericara masyarakat jawa barat yang memang terdapat banyak LSM dan Ormas. Hal ini benar benar membuat tidak nyaman para investor. Dan bahkan proyek belum jalan, pengamanan harus sudah keluar kesana kamari dengan dalih AKAMSI.

Masyarakat selalu berteriak teriak tentang kesejahteraan mereka dan lapangan pekerjaan, tetapi ketika ada sebuah program masuk atau pembangunan masuk, Bukannya dikawal bareng-bareng, eh malah rusuh minta-minta jatah. Jadi bagaimana menurut ananda ananda sekalian, dan kita buka diskusi kali ini.

[Oneandpure]

Setuju banget, Indonesia merupakan negara yang tidak ramah untuk investasi dan ini terlihat jelas entah tahun ini atau tahun lalu saat perusahaan besar seperti Apple lebih memilih investasi di negara Asean lain Vietnam dibandingkan di Indonesia. Pengurusan birokrasi yang ckp skit dibuat oleh pemerintah membuat banyak investor harus memikir lebih banyak opsi saat mau investasi di Indonesia, mereka harus mengeluarkan banyak pengeluaran tak terduga untuk mengurus izin perusahaan sampai fee yang diminta mulai pejabat tingkat pusat sampai daerah.
Paling parah lagi kawasan dengan populasi ormas cukup banyak, bayangkan satu ormas meminta bagian sekian persen setiap bulannya dan total ormas di beberapa pulau di Indonesia kumayan banyak. Harusnya pemerintah mempermudah investasi di negara kita dengan mempermudah urusan birokrasi sampai harus berani menghapus pungli yabg dilakukan para ormas saat ini.

[Samahabosa]

di indonesia mau pengusaha lokal maupun internasional yang mau investasi pasti kena palak jasa preman.
dari preman benaran ,ormas, kepala desa, badan pengelola investasi yang mebuat surat2 mengenai berdiri nya perusahaan
belum masi cari tanah untuk berdirinya perusahaan itu ada maklar lagi ada jatah preman lagi.
ribet karena penguasa nya tidak mebuat aturan satu pintu, dan polisi juga ga bergerak membereskan ormas2 preman tukang palak sehingga sistem itu terus terjaga yang membuat geliat industri sepi, yang ada pun malah pada tutup dan gulung tikar yang menyebabkan makin banyak nya pengangguran

[khiholangkang]

Ini memang menyebalkan, ini sudah menjadi budaya yang sangat buruk dalam lingkup ekonomi masayarakat, mereka adalah preman berdasi, kebanyakan yang melakukan hal semacam ini adalah ormas, yang selalu mengatasnamakan uang keamanan dan kepentingan masyarakat, dan jangan lupa bahwa oknum berseragam juga melakukan hal semacam ini dengan nama uang koordinasi, padahal pengusaha itu membangun bisnisnya yang pasti orang di sekitarnya akan di libatkan dalam kinerja bisnisnya.

Walaupun undang-undang investasi sudah di buka lebih lebar tetapi ormas dan oknum itu seperti menggerogoti para pengusahaa, belum lagi pada setiap acara besar yang selalu dimintai dana ini itu, setiap bulannya, bahkan untuk acara ulang tahun ormasnya pun mnegajukan profosal untuk meminta dana terhadap para pengusaha yang disekitarnya, dan jangan lupa juga biasanya mereka meminta kuota untuk memasukan orangnya supaya bisa bekerja.

[indah rezqi]

Ini memang menyebalkan, ini sudah menjadi budaya yang sangat buruk dalam lingkup ekonomi masayarakat, mereka adalah preman berdasi, kebanyakan yang melakukan hal semacam ini adalah ormas, yang selalu mengatasnamakan uang keamanan dan kepentingan masyarakat, dan jangan lupa bahwa oknum berseragam juga melakukan hal semacam ini dengan nama uang koordinasi, padahal pengusaha itu membangun bisnisnya yang pasti orang di sekitarnya akan di libatkan dalam kinerja bisnisnya.

Walaupun undang-undang investasi sudah di buka lebih lebar tetapi ormas dan oknum itu seperti menggerogoti para pengusahaa, belum lagi pada setiap acara besar yang selalu dimintai dana ini itu, setiap bulannya, bahkan untuk acara ulang tahun ormasnya pun mnegajukan profosal untuk meminta dana terhadap para pengusaha yang disekitarnya, dan jangan lupa juga biasanya mereka meminta kuota untuk memasukan orangnya supaya bisa bekerja.

Saya pikir istilah uang keamanan sudah menjadi budaya di Indonesia, dan sudah menjadi rahasia umum bahwa hal tersebut terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Mulai dari pejabat/oknum Pemerintah sampai masyarakat semuanya meminta jatah, wajar jika banyak investor enggan berinvestasi di Indonesia. Hal tersebut secara keseluruhan menggambarkan bahwa kepastian hukum di Indonesia memang tidak berjalan sebagaimana mestinya, tidak ada perlindungan terhadap investor. Terkadang saya berpikir, wajar jika Indonesia sulit untuk maju, karena banyak orang gemar melawan hukum, melakukan korupsi, meminta jatah preman dan lain sebagainya.

[mu_enrico]

Kalau untuk menguras SDA ane kira ramah-ramah saja. Ya karena sudah diitung untung rugi nurutin mafia tambang/hutan/sawit masih cuan. Yang tidak ramah itu kalau sudah menyangkut SDM (manusia) misalnya di bidang teknologi yang butuh etos kerja tinggi, efisiensi, dsb. agar bisa bersaing. Jadi usaha ekstraktif itu sangat menguntungkan oligarki dan para mafia makanya ramah sekali. Itu gunung emas silahkan dikeruk nanti kita bagi-bagi, alam sekitar rusak dah biarin aja.

Fenomena ini adalah sangat klasik di negara (maaf) terbelakang. Negara-negara Afrika misalnya, kurang apa mereka dengan SDA, bahkan batu berlian aja besar-besar di sana. Cuma ya itu kalau hanya ekstraktif tidak akan membawa kemajuan kalau cuma dibagi-bagi antar penguasa. Konoha kalau masih seperti ini nanti ketika SDA habis, maka akan terjadi chaos.

Maka dari itu selalu ingatkan penguasa untuk mengutamakan membangun SDM dan industri yang berbasis SDM. Itu hanya akan bisa terwujud kalau tata kelola pemerintahan baik.

[Furious 7]

Banyak sekali tekanan dari dalam yang membuat kita tidak bisa berkembang karena meskipun tidak semua seperti itu tetapi memang mengatakan negara kita tidak ramah investasi jelas menjadi sangat benar untuk saat ini karena bukan hanya dari pemerintahannya saja tetapi memang dari sebagian besar masyarakat juga memiliki pemikiran yang tidak jauh berbeda yang mana mungkin ini mengarah kepada SDM kita yang masih sangat rendah sehingga yang dipikirkan adalah bagaimana keuntungan bisa datang dengan cepat tetapi tidak mempertimbangkan jangka panjang yang harusnya menjadi fokus utama.

Tidak sedikit terjadi banyak masalah dengan adanya bahasa AKAMSI atau beberapa pungutan dari beberapa ormas dengan dalih keamanan ketika memang ingin melakukan sesuatu (tidak hanya investasi) bahkan di daerah saya untuk masalah MBG saja bahkan bisa di stop hanya karena pihak dari BGN yang bertugas tidak mau memberikan persenan dengan dalih keamanan kepada salah satu ormas (saya tidak ingin menyebutnya secara langsung tetapi mereka terkenal sebagai ormas hajatan di daerah saya) yang membuat MBG di beberapa sekolah (di desa saya) tidak di distrirbusikan karena ormas terseut yang menghalangi yang padahal mereka justru membuat program tidak berjalan serta anak-anak tidak mendapat hak nya tetapi mereka berdalih demi kemaslahatan bersama yang justru menjadi sebuah kekonyolan.

SDM negara kita perlu dibenahi tetapi IQ rata-rata masyarakat kita semakin lama semakin buruk sepertinya sehingga masih untung negara kita ini masih berjalan sampai sekarang.

[Renampun]

Harusnya Indonesia bisa belajar dari Vietnam bagaimana memperlakukan para investor, lihat saja begitu banyaknya perusahaan lebih memilih untuk menginvestasikan duit mereka ke Vietnam dibandingkan dengan Indonesia karena regulasi yang lebih jelas, birokrasi mereka juga lebih mudah, dan pajak yang jauh lebih murah, dan yg terkhusus gak ada jatah uang preman. para investor betul-betul di dampingi  oleh pemerintah, bahkan mereka gak perlu capek-capek buat mengurusi perizinan dan administrasi karena pemerintah Vietnam menyediakan layanan one-stop service yg semua prosesnya itu langsung ditangani pejabat setempat. jadi jika Indonesia ingin menjadi tempat yg ramah bagi investor maka kita perlu lagi belajar ke negara tetangga bagaimana mereka memperlakukan para investor dan menjaga kepercayaan mereka dengan memberikan kepastian hukum dan iklim investasi yg sehat bebas pungli.

[bitLeap]

Negara ini adalah negara kaya dengan segala sumberdaya yang dimiliki, banyak sekali hal hal yang bisa dimanfaatkan untuk bisa menciptakan keuntungan baik bagi negara maupun bagi masyarakat khususnya. Namun hal yang sangat disayangkan bahwa kemajuan ini justru terhambat , dan yang menjadi faktor hambatan itu bukan datang dari luar melainkan dari dalam yang pada akhirnya membuat beberapa investor asing ogah untuk berinvetsasi di Indonesia dan bahkan untuk investor lokal pun sama. Dan yang mana tentunya ini berkenaan dengan bobroknya sistem pemerintahan di negara ini, yang memang banyak sekali pungutan liar dan potongan diluar dari kewajiban yang seharunya. Begitupula dengan para mesyarakatnya, yang memang seringkali melakukan pungli. Terlebih lagi jika bericara masyarakat jawa barat yang memang terdapat banyak LSM dan Ormas. Hal ini benar benar membuat tidak nyaman para investor. Dan bahkan proyek belum jalan, pengamanan harus sudah keluar kesana kamari dengan dalih AKAMSI.

Masyarakat selalu berteriak teriak tentang kesejahteraan mereka dan lapangan pekerjaan, tetapi ketika ada sebuah program masuk atau pembangunan masuk, Bukannya dikawal bareng-bareng, eh malah rusuh minta-minta jatah. Jadi bagaimana menurut ananda ananda sekalian, dan kita buka diskusi kali ini.

Sudah jadi tradisi turun temurun kalau SDA dikuras oleh orang dalam sendiri lalu di jual ke luar negeri dan keuntungannya untuk diri sendiri. Jangan jauh jauh tradisi ini diwariskan hingga jaman sekarang, contoh kecilnya saja harusnya satu kepompok atau komunitas saling mendukung satu sama lain seperti di negara luar yang tingkat suporternya gede akhirnya berkembang pesat. Beda cerita kalau di Wakanda tercinta, ada orang naik sedikit, langsung iri, hasud, bikin drama, dikit dikit diviralkan, sikut sana sikut sini, manipulasi informasi menghalalkan segala cara agar terlihat seperti pahlawan.

Apalagi soal SDA yang keuntungannya melimpah ya pasti dimanfaatkan oleh segelintir orang merasa memiliki akses dan jabatan daripada dibagi bagi untuk rakyat mending buat diri sendiri, investor laur yang mau investasi juga mereka tidak peduli situasi, yang penting untung. Saya tidak akan siapa pun karena dari bawahnya saja sudah seperti itu diajarkannya, kalau mau memperbaiki ya otomatis harus dari hulu ke hilir.

[hyudien]

Harusnya Indonesia bisa belajar dari Vietnam bagaimana memperlakukan para investor, lihat saja begitu banyaknya perusahaan lebih memilih untuk menginvestasikan duit mereka ke Vietnam dibandingkan dengan Indonesia karena regulasi yang lebih jelas, birokrasi mereka juga lebih mudah, dan pajak yang jauh lebih murah, dan yg terkhusus gak ada jatah uang preman. para investor betul-betul di dampingi  oleh pemerintah, bahkan mereka gak perlu capek-capek buat mengurusi perizinan dan administrasi karena pemerintah Vietnam menyediakan layanan one-stop service yg semua prosesnya itu langsung ditangani pejabat setempat. jadi jika Indonesia ingin menjadi tempat yg ramah bagi investor maka kita perlu lagi belajar ke negara tetangga bagaimana mereka memperlakukan para investor dan menjaga kepercayaan mereka dengan memberikan kepastian hukum dan iklim investasi yg sehat bebas pungli.

Bukan ga bisa belajar atau ga mau ngikutin negara vietnam atau negara lainnya yang ramah terhadap investor, para yang maha kuasanya aja yang ngga mau, sebab kalau regulasinya jelas dan menguntungkan rakyat tetapi tipis keuntungan buat kantong-kantong mereka ya mana mau. Yang harus di benahi dulu ya sistem dan orang-orangnya jika negara tercinta ini ingin maju. Begitu juga dengan ormas-ormasnya, harus di benahi dengan lebih ketat atau bila perlu bubarkan sebab sudah sering saya melihat bahwa mereka banyak memberikan dampak negatifnya daripada dampak positif.

[Nahl]

Mungkin agan-agan masih ingat beberapa bulan yang lalu di cilegon ada aksi premanisme yang meminta jatah triliunan untuk proyek pabrik dan ini menjadi salah satu contoh bahwa mendirikan pabrik di indonesia ini lumayan rumit karena aksi pungli yang sangat sulit untuk dihilangkan dan untuk beberapa negara saya pikir para pengusaha akan berfikir berkali-kali untuk menjadi investor di indonesia karena hal yang saya sebutkan diatas dan bahkan banyak pula pejabat-pejabat yang meminta "upeti" kepada pabrik-pabrik yang berasal dari luar negeri

Kalau indonesia ingin ramah investor maka pemerintah harus serius untuk memberantas pungli dan meregulasi aturan yang ketat tetapi memang semuanya hanya wacana dan dalam beberapa kasus bahkan harus menunggu viral terlebih dahulu baru ditindak lanjuti tetapi memang fenomena minta jatah kepada perusahaan asing itu menjadi budaya diindonesia yang mana apabila investor ingin mendirikan perusahaan disini maka mereka harus siap dengan semua ini

[silpersurfer]

Ditingkat atas "elit politik" korupsi sudah tidak karuan, sementara itu ketikda ditarik ke tingkat bawah, di masarakat sendiri meskipun tidak secara keseluruhan tetapi pada kenyataannya ketika sudah dilapangan, benar dengan apa yang agan agan sampaikan, bahwa aksi premanisme juga kerap kali terjadi. Yang mana tentu saja hal ini menjadi salah satu faktor mengapa invetsor merasa enggan untuk berinvestasi di negara ini.

Saya tidak cukup mengerti, tetapi memang begitu kenyatannya, mereka hanya memikirkan tentang hari ini saja, dan lalu kita mau percaya kepada siapa lagi karena data menunjukan ketika suatu industri terntentu dikelola oleh Badan Usaha Miliki Negara, dalam laporan tahunannya itu hanya rugi dan rugi.

Baik pemerintah maupaun masarakat, mereka benar benar rakus dan bisanya hanya meminta bukan mengelola, ketika berbicara mengenai SDA, kurang apa negara ini, SDA-nya itu begitu melimpah. Pajak yang tinggi dan maraknya korupsi adalah bukti betapa rakusnya pemerintah, dan ketika turun kebawah, mereka yang mengatasnamkan LSM atau ORMAS, mereka secara terang terangan meminta jatah atau pungli ke setiap perusahaan dengan berbagai ancaman, dan buka hanya kepada pemilik perushaan, bahkan para calon karyawan saja mereka pungut, dimana ketika seseorang ingin bekerja di pabrik tertentu diharuskan untuk membayar terlebih dahulu, dan bahkan itu tanpa ada jaminan bahwa orang tersebut akan menjadi karyawan ataupun tidak.

[Maaop7]

Negara ini adalah negara kaya dengan segala sumberdaya yang dimiliki, banyak sekali hal hal yang bisa dimanfaatkan untuk bisa menciptakan keuntungan baik bagi negara maupun bagi masyarakat khususnya. Namun hal yang sangat disayangkan bahwa kemajuan ini justru terhambat , dan yang menjadi faktor hambatan itu bukan datang dari luar melainkan dari dalam yang pada akhirnya membuat beberapa investor asing ogah untuk berinvetsasi di Indonesia dan bahkan untuk investor lokal pun sama. Dan yang mana tentunya ini berkenaan dengan bobroknya sistem pemerintahan di negara ini, yang memang banyak sekali pungutan liar dan potongan diluar dari kewajiban yang seharunya. Begitupula dengan para mesyarakatnya, yang memang seringkali melakukan pungli. Terlebih lagi jika bericara masyarakat jawa barat yang memang terdapat banyak LSM dan Ormas. Hal ini benar benar membuat tidak nyaman para investor. Dan bahkan proyek belum jalan, pengamanan harus sudah keluar kesana kamari dengan dalih AKAMSI.

Masyarakat selalu berteriak teriak tentang kesejahteraan mereka dan lapangan pekerjaan, tetapi ketika ada sebuah program masuk atau pembangunan masuk, Bukannya dikawal bareng-bareng, eh malah rusuh minta-minta jatah. Jadi bagaimana menurut ananda ananda sekalian, dan kita buka diskusi kali ini.

kalo menurut ane,indonesia memiliki potensi besar untuk brkembang.namun korupsi dan pemungutan liar itu yang menjadi hambatannya,dan pemerintah juga perlu meningkatkan transparasi dan penegakan hukum untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya integritas juga penting untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

[rangga28]

Negara ini adalah negara kaya dengan segala sumberdaya yang dimiliki, banyak sekali hal hal yang bisa dimanfaatkan untuk bisa menciptakan keuntungan baik bagi negara maupun bagi masyarakat khususnya. Namun hal yang sangat disayangkan bahwa kemajuan ini justru terhambat , dan yang menjadi faktor hambatan itu bukan datang dari luar melainkan dari dalam yang pada akhirnya membuat beberapa investor asing ogah untuk berinvetsasi di Indonesia dan bahkan untuk investor lokal pun sama. Dan yang mana tentunya ini berkenaan dengan bobroknya sistem pemerintahan di negara ini, yang memang banyak sekali pungutan liar dan potongan diluar dari kewajiban yang seharunya. Begitupula dengan para mesyarakatnya, yang memang seringkali melakukan pungli. Terlebih lagi jika bericara masyarakat jawa barat yang memang terdapat banyak LSM dan Ormas. Hal ini benar benar membuat tidak nyaman para investor. Dan bahkan proyek belum jalan, pengamanan harus sudah keluar kesana kamari dengan dalih AKAMSI.

Masyarakat selalu berteriak teriak tentang kesejahteraan mereka dan lapangan pekerjaan, tetapi ketika ada sebuah program masuk atau pembangunan masuk, Bukannya dikawal bareng-bareng, eh malah rusuh minta-minta jatah. Jadi bagaimana menurut ananda ananda sekalian, dan kita buka diskusi kali ini.

Mungkin hampir semua daerah di indonesia juga sudah seperti yang anda katakan dan itu sangat tidak bagus bagi iklim investasi. Jadi fenomena itu seperti sudah menjadi kebiasaan walaupun itu sebenarnya salah dan mungkin bagi pelaku usaha sudah tidak tahu harus melapor kemana lagi karena memang semua lini atau semua lintas sekitor tabiatnya sudah seperti itu. Jadi saya kira moralitas harus di instal ulang karena sudah mengalami degradasi yang cukup parah. Akibat dari tindakan seperti itu, maka terjadilah multi efek yang akan saling balas dendam.

[maydna]

Itu sudah terjadi sejak dulu dan parahnya ada sistem seperti kaderisasi dari yang tua ke yang muda untuk melanjutkan tampuk kepemimpinan untuk mengambil jatah preman. Akibatnya ini mengganggu bagi perusahaan yang ingin berinvestasi atau mendirikan usahanya. Mereka harus berhadapan dengan pejabat pemerintahan yang juga meminta jatah preman, belum lagi ketika di lapangan, mereka akan menemui preman akamsi ataupun ormas-ormas yang juga minta jatahnya.

Kalau memang nantinya mereka-mereka itu ditangkap oleh yang berwenang, mereka tidak akan lama ditangkapnya dan hanya untuk formalitas saja. Nanti akan dilepas dan digantikan oleh yang lainnya untuk meneruskan proyek minta jatahnya. Pungutan liar dan potongan diluar dari kewajiban, sepertinya akan tetap ada selama tidak ada perbaikan atau ketegasan dari pemerintah.

Kalau sudah demikian, mereka yang ingin menanamkan investasinya akan berpikir dua kali untuk melanjutkan rencananya. Mereka tidak ingin sia-sia dalam berinvestasi. Ibaratnya usahanya belum mulai tapi sudah keluar banyak uang untuk hal-hal yang tidak perlu.

[Rashlyowl]

Tingkat keramahtamahan di Indonesia menjadi sebuah masalah yang datang dari masyarakat & berimbas kepada masyarakatnya sendiri, negara ini sudah rusak mulai dari hulu sampai ke hilir. Dengan pola pikir masyarakat yang selalu ingin mengambil keuntungan di situasi apapun, rasanya sulit membayangkan negara kita bisa selalu memiliki progres.

Saya pernah lihat konten di internet, katanya para investor asing lebih senang berinvestasi di Vietnam daripada negara kita. Ada 3 alasannya, yang pertama karena administrasi di negara kita yang terlalu sulit, yang kedua karena korupsi & yang ketiga ketidakstabilan politik.

[reagansimms]

Beberapa faktor yang telah anda sebutkan di OP sebagian kecil dari beberapa faktor lain yang membuat investor masih melihat Indonesia sebagai wilayah angker untuk berinvestasi, hal-hal lain mungkin berkaitan dengan tata kelola pemerintahan yang sering dianggap sebagai penghalang utama yang membuat investor ragu menanamkan modalnya. Umumnya, investor mencari stabilitas dan kepastian hukum bukan profit cepat, jadi disini sangat jelas bahwa Investor dapat memaklumi risiko yang bisa di takar daripada ketidakpastian yang berkelanjutan.

Rendahnya peran pemerintah dan peraturan yang sering berubah akan menimbulkan efek domino seperti ketidakpastian hukum yang menjadi kekhawatiran besar bagi investor. Harus diakui, indonesia sangat luas dan memiliki banyak sumber daya, kelebihan ini membuat Indonesia berpotensi untuk berkembang, tapi selama sanksi yang kuat belum diterapkan pada pihak-pihak yang meminta jasa keamanan terlepas itu preman, ormas dan instansi terkait yang mengatasnamakan pemerintah maka investor akan selalu memandang Indonesia dengan sebelah mata. Sepertinya Indonesia harus belajar banyak dari China dan Vietnam yang bergerak maju dengan cepat dalam segala hal karena mereka memberi jaminan keamanan buat Investor.